Permasalahan selanjutnya yang sering dihadapi para mahasiswa dalam menyusun sekripsi maupun tesis adalah Latar belakang. Kenapa jadi masalah? Karena memang menyusun latar belakang susah-susah sedap. Dilatar belakang lah alasan mendasar mengapa kita mengangkat tema tersebut, didalamnya juga harus ada gambaran kongkrit by data alasan kita tersebut, didalamnya juga harus ada alasan secara teoritis dan praktis.
Namun beberapa menemukan dosen yang memberikan masukan saat saya menyusun latar belakang banyak yang memberikan saran bahwa menyusun latar belakang yang paling mudah dan pada umumnya digunakan adalah model Piramida Terbalik. Maksudnya?
Piramida Terbalik adalah Model latar belakang yang kita susun modelnya adalah dari teori yang paling luas terus menyempit sampai pada masalah judul yang kita angkat. Baik teoritis dan praktisnya. Belum jelas? Simak penjelasan berikut ini:

1. Mulailah dengan Masalah Umum
Nah masalah umum itu apa sih? Masalah umum itu singkatnya masalah yang umum terjadi pada penelitian pada skala yang luas, bisa secara internasional, nasional, provinsi, dll.
Penelitian adalah untuk mencarikan solusi suatu masalah, nah masalah yang kita angkat kita jabarkan secara luas, misalnya “ Permasalahan pendidikan di Indonesia yang menurun” dan sebagainya.
Tips saat menulis masalah umum:
Biasanya membahas global, baik Indonesia, dunia, provinsi, daerah yang cakupan luas. Jangan lupa mencantumkan kutipan yang diambil dari jurnal ilmiah atau buku ilmiah.
2. Sedikit demi Sedikit, Mulai Mengarah ke Masalah Khusus
Setalah masalah umum, maka sedikit demi sedikit mengarah ke masalah khusus. Bagaimana cara membuat masalah khusus ini?
Misal dalam penelitian “meningkatkan prestasi siswa”, maka bahaslah mengenai teori-teori belajar yang meningkatkan prestasi siswa. Atau masalah penelitian “meningkatkan kesehatan masyarakat”, maka bahaslah penyebab menurunnya kesehatan masyarakat atau teori-teori meningkatkan kesehatan masyarakat. Semakin mendekati akhir latar belakang, makin khusus membahas penelitian.
Tips saat menulis masalah khusus:
Bahaslah teori-teori yang membahas mengenai penelitian yang dilakukan. Tapi ingat! Harus cantumkan kutipan yang diambil dari jurnal ilmiah atau buku ilmiah.
3. Jangan Lupa Beri Bukti Berupa Kutipan dari Jurnal Ilmiah atau Buku Ilmiah
Nah ini yang paling penting. Skripsi dan karya ilmiah itu bukan tulisan fiksi. Jika tulisan fiksi tidak perlu dicantumkan kutipan, sebagian besar bermodalkan imajinasi. Tapi untuk tulisan nonfiksi beda. Harus mencantumkan bukti ilmiah. Salah satunya kutipan dari jurnal ilmiah atau buku ilmiah.
Berapa sih jumlahnya kutipan ilmiah itu? Satu, dua, tiga, atau sepuluh? Ada beberapa orang beranggapan kalau makin banyak kutipan makin baik. Namun menurut pendapat saya, tidak perlu banyak-banyak namun bagaimana Anda memilah setiap kalimat menjadi nyambung dan menarik, itu yang terpenting.
Oh ya, kualitas dari sumber kutipan juga diperhatikan. Hendaknya biasakan menggunakan jurnal internasional.
4. Untuk Mempermudah Penulisan Latar Belakang, Buatlah Outline
Ini yang banyak dari teman-teman mahasiswa lupakan. Menulis buta adalah cara kuno, harus ada outline yang menjadi panduan kita. Sehingga kita tidak ngawur dalam menulis setiap paragraph nya. Ketersambungan antar paragraph juga akan terjaga.
Biasakan membuat outline biar mudah. Outline yang biasa saya gunakan dalam penulisan latar belakang seperti ini:
·         Masalah umum (paragraf 1-4)
·         Masalah khusus (paragraf 5-8)
·         Inti penelitian tersebut (paragraf terakhir)
Atau silahkan buat sesuai dengan yang anda inginkan, yang penting semuanya saling ada keterikatan antar paragraph. Jangan sampai paragraph sebelum dan sesudahnya tidak ada kaitannya sama sekali.
Itulah beberapa langkah dalam mengatasi permasalahan kesusahan menyusun latar belakang. Kalau latar belakang anda jelas dan sesuai dengan tema yang diangkat, maka dalam penyusunan item selanjutnya lebih mudah, dan yang terpenting saat ujian anda akan selamat dari pembantaian. hehehhe